4 Cara Mengatur Keuangan Keluarga yang Bergaji Rp5 Juta

4 Cara Mengatur Keuangan Keluarga yang Bergaji Rp5 Juta

4 Cara Mengatur Keuangan Keluarga yang Bergaji Rp5 Juta

4 Cara Mengatur Keuangan Keluarga yang Bergaji Rp5 Juta – Tidak ada yang tidak mungkin untuk terjadi pada dunia ini, termasuk hidup mapan dan berkecukupan meski penghasilan bersih bulanan kita hanya Rp5 juta. Bagi seorang yang memiliki tanggungan dan hidup pada Jakarta, besaran Rp5 juta sebulan kerap kali teranggap pas-pasan.

Namun bukan berarti kamu dengan gaji Rp5 juta sama sekali tidak bisa memenuhi tujuan pada masa depan, dan tidak berarti harus hidup dengan utang. Dengan penghasilan bersih Rp5 juta per bulan, kamu bisa kok mencicil untuk DP rumah dan investasi.

1. Gunakan sistem zero budgeting untuk mengatur pengeluaran bulanan dan tahunan

Tidak terpungkiri bahwa besarnya pengeluaran akan menentukan segalanya, mulai dari standar hidup saat ini, perkiraan hidup pada masa tua, hingga besarnya uang pertanggungan asuransi yang kita butuhkan. Catatlah pengeluaran kamu sedetail mungkin. Gunakanlah metode zero budgeting. Intinya, ketika kamu menerima gaji bulanan, harus langsung “menghabiskannya”.

Pertama, jumlahkan pengeluaran rutin setiap bulan. Pengeluaran terbagi menjadi dua yaitu pengeluaran tetap dan variabel (tidak tetap). Setelah semuanya jumlahkan, hitung nilai arus kas bersih dari selisih total pendapatan dan pengeluaran.

Terlansirkan dari http://162.241.119.31/ .Jika ada sisanya, segera “habiskan” saat itu juga dengan mengalokasikannya ke tabungan atau investasi, tidak ke hiburan atau hal yang bersifat konsumtif. Lewat metode pengaturan cash flow ini sangat memungkinkan bahwa kamu bisa berinvestasi dan terlindungi dengan asuransi meski memiliki gaji Rp5 juta.

2. Tidak perlu menambah utang yang bersifat konsumtif

Utang konsumtif hanya akan menambah pengeluaran pasif kamu serta mengurangi jumlah kekayaan bersih. Tidak ada salahnya untuk berutang, asalkan utang yang kamu miliki adalah utang produktif.

Beberapa contoh utang produktif adalah, utang pembelian aset yang tak mengalami depresiasi harga seperti rumah atau logam mulia, maupun utang untuk modal usaha. Pastikan juga bahwa cicilan utang yang harus terbayarkan setiap bulan, tidak melebihi 35 persen dari penghasilan kamu.

Bila kamu memutuskan untuk membeli rumah secara kredit, tempatilah rumah tersebut agar rumah baru yang kamu beli menjadi lebih terawat. Pengeluaran kos bisa teralihkan ke cicilan rumah.

3. Tambah penghasilan bulanan

Kalau kamu merasa sulit mengerem pengeluaran maka ada baiknya untuk menambah penghasilan agar potensi surplus nilai kas bersih menjadi lebih tinggi. Ada dua cara menambah penghasilan bulanan yang harus kamu ketahui.

Pertama, dengan cara pasif yaitu berinvestasi pada instrumen pendapatan tetap lewat setoran dana lump sum (sekali bayar) dalam jumlah besar. Akan tetapi, hal ini tentu bisa mengurangi aset lancar seperti tabungan, kas, dan setara kas yang termiliki.

Bila kamu memiliki dana menganggur yang cukup besar pada tabungan, sebut saja ke atas 30 persen dari kekayaan bersih, maka tidak ada salahnya untuk mengalokasikan 10 persen dari dana tersebut ke instrumen deposito atau surat utang negara.

Namun jika tidak ada, prioritaskan untuk mencari kerja sampingan atau membuka usaha kecil yang perputaran uangnya cepat. Jika nantinya kamu berhasil memiliki tambahan penghasilan sebesar 5 persen atau 10 persen dari penghasilan tetap bulanan, alokasikan saja dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan tabungan, investasi, atau asuransi.

4. Pastikan besaran tabungan dan investasi minimal 10 persen dari pemasukan

Nilai rasio menabung yang ideal dalam perencanaan keuangan adalah 10 persen dari total pemasukan bulanan. Bila pemasukan kamu adalah Rp5 juta, maka usahakan agar besaran tabungan kamu minimal Rp500 ribu. Lebih dari itu tentu akan sangat baik.

Meski demikian, kamu harus memastikan juga agar penempatan dana sebesar Rp 500 ribu yang kamu investasikan, penempatannya sudah benar. Berikut adalah deretan prioritas keuangan yang harus kamu capai dalam waktu dekat.

Tabungan dana darurat

Dana darurat adalah dana yang berguna untuk meng-cover biaya hidup kita pada saat kita kehilangan pendapatan. Dana darurat menjadi kebutuhan proteksi keuangan pertama bagi siapapun, baik yang sudah menikah atau belum.

Dari total pengeluaran kamu pada metode zero budgeting yang sebesar Rp5 juta, kamu bisa mendata pengeluaran mana yang sifatnya “wajib penuhi” untuk terpenuhi setiap bulan. Kamu pun bisa mencoret tiga jenis pengeluaran yang sifatnya belum menjadi prioritas saat kamu kehilangan penghasilan. Pengeluaran itu adalah investasi dan tabungan, nafkah istri, dan hiburan.

Dengan mencoret tiga pengeluaran tersebut, maka jumlah pengeluaran wajib Anda dalam sebulan adalah Rp3.450.000. Mengingat kamu adalah seorang yang berkeluarga, maka ada baiknya untuk menyediakan dana darurat sebesar enam kali pengeluaran bulanan yaitu Rp3,45 juta x 6 bulan = Rp20.700.000.

Bila memang Anda belum memiliki tabungan sebesar Rp20,7 juta, maka alokasikanlah uang sebesar 10 persen dari penghasilan kamu untuk memenuhi kebutuhan ini terlebih dahulu.

Itu lah 4 Cara Mengatur Keuangan Keluarga yang Bergaji Rp5 Juta , semoga kalian berhasil !

Comments are closed.