Dear Pengusaha, Coba 5 Cara Ini untuk Bertahan dari Krisis

Dear Pengusaha, Coba 5 Cara Ini untuk Bertahan dari Krisis

Dear Pengusaha, Coba 5 Cara Ini untuk Bertahan dari Krisis

Dear Pengusaha, Coba 5 Cara Ini untuk Bertahan dari Krisis – Mempertahankan bisnis di tengah krisis memang tidak mudah. Seperti situasi saat ini, satu per satu negara di dunia mengumumkan resesi imbas pandemik COVID-19. Di Indonesia, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) datang silih berganti. Banyak pengusaha yang terpaksa gulung tikar dan melakukan efisiensi.

Memasuki kuartal keempat di akhir tahun 2020, sentimen terhadap pandemik masih terasa sangat kuat. Di tengah guncangan yang ada, sangat penting bagi para pelaku bisnis untuk memiliki parameter khusus guna mengevaluasi posisi mereka saat ini serta membuat perencanaan bisnis yang matang untuk beberapa bulan mendatang.

1. Tinjau manajemen inventaris

Meninjau inventaris merupakan parameter penting untuk mengevaluasi kesehatan bisnismu

Mekansir dari http://162.241.119.31/ “Jika kamu memiliki terlalu banyak stok persediaan di gudang, ini mungkin saat yang tepat untuk mengevaluasinya kembali. Mengurangi inventaris dapat membantumu menurunkan biaya inventaris tanpa mengorbankan kualitas barang yang terjual atau merepotkan pelanggan,” ujar Melina.

Melina menambahkan, situasi ini mungkin timbul dengan beberapa kelebihan pesanan untuk produk jenis tertentu. Salah satu solusi yang layak adalah melakukan proses pengadaan produk dari supplier lain dengan harga yang lebih baik.

“Cobalah mencari alternatif dropshipper sehingga kamu dapat menghilangkan biaya pengiriman dan pergudangan. Menemukan pemasok lain yang memberikan harga kompetitif, seperti Zilingo Trade, dapat membantu proses pengadaan dan memangkas biaya operasional yang ada,” katanya.

2. Fokus pada kompetensi inti bisnis

Pemilik usaha kecil seringkali tidak dapat membedakan konsep ‘diversifikasi’, dan mengartikannya untuk menyediakan koleksi produk yang ‘berbeda’. Menambahkan produk atau layanan lain ke penawaran bukanlah diversifikasi.

Hal ini justru hanya membuang-buang waktu dan uang jika dilakukan tanpa mengevaluasi permintaan pasar yang tepat atau perilaku konsumen lokal.

“Menginvestasikan waktu, uang, dan upaya yang tidak terpusat pada penawaran inti usaha pada akhirnya dapat merusak merek dan reputasi. Karena itu, sekarang adalah saat yang tepat untuk meninjau kembali beberapa keputusan tersebut,” kata Melina.

3. Sesuaikan model bisnis

Sebagai pengusaha atau pemilik bisnis, kamu harus mengakomodasi dan mengikuti tren yang berubah, khususnya pada situasi pandemik yang terjadi tahun ini. Jika kamu ingin bisnis bertahan dari krisis, kamu harus beradaptasi dan memanfaatkan peluang yang tepat.

“Terkadang, mengubah model bisnis mungkin terlihat sebagai upaya terakhir untuk bertahan hidup. Kamu dapat memulai dengan mengubah kategori produk, menyederhanakan proses pembayaran, dan lainnya. Dengan begitu, bisnismu dapat terus beradaptasi dengan tren dan pola konsumsi dari konsumen,” tambah Melina.

4. Lindungi arus kas

Di saat krisis, kamu perlu menurunkan ekspektasi dari kinerja bisnis. Usahakan untuk memusatkan perhatian pada kelancaran operasi selain keuntungan yang dapat diraih. Karena itu, berhati-hatilah dalam memprioritaskan kebutuhan dengan cara mengurangi pengeluaran, menghentikan proses inventaris sementara, dan tunda rencana ekspansi apa pun untuk sementara waktu.

Selain itu, persiapkan bisnis dengan rencana keuangan cadangan untuk mengantisipasi skenario kasus terburuk.

“Pastikan untuk selalu memantau keuangan dengan menganalisis laporan keuangan secara teratur. Ini untuk memastikan arus kas tetap lancar. Hindari mengambil utang bisnis tanpa kemampuan untuk melunasinya. Dengan cara ini, kamu dapat mencegah bisnismu dari tekanan finansial yang tidak semestinya atau bahkan kehabisan dana,” jelas Melina.

5. Manfaatkan penggunaan teknologi

Masa pandemik merupakan waktu yang tepat bagi bisnismu untuk menjadi inovatif guna mencari cara baru untuk menjangkau konsumen dengan bantuan teknologi. Kamu bisa mulai menjual barang dagangan di pasar online atau media sosial, atau bahkan menjual dalam jumlah besar untuk meningkatkan omzet.

Pertimbangkan lebih banyak promosi dan tingkatkan upaya pemasaran digital melalui strategi dan konten yang terjangkau namun menarik.

Comments are closed.