Dokter Reisa: Hati-Hati Pasar Tradisional Rentan Covid-19

Dokter Reisa: Hati-Hati Pasar Tradisional Rentan Covid-19

Dokter Reisa: Hati-Hati Pasar Tradisional Rentan Covid-19

Dokter Reisa: Hati-Hati Pasar Tradisional Rentan Covid-19,- Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro mengingatkan masyarakat berhati-hati ketika berbelanja di pasar tradisional. Pasalnya tempat itu rentan terjadinya penularan virus corona.

“Kita harus berhati-hati karena pasar tradisional termasuk tempat yang rentan terjadinya penularan virus corona atau Covid-19,” ujarnya saat jumpa pers di Gedung BNPB, Sabtu (13/6/2020).

Menurut Reisa, banyak orang datang ke pasar tradisional sehingga terjadi kerumunan atau kepadatan. Selain itu, sarana pencegahan Covid-19 di sejumlah pasar tradisional dinilai belum cukup memadai.

“Banyaknya orang yang datang dari segala penjuru kota, seringkali menjadikan pasar penuh sesak. Kebersihan yang kurang terjaga dan standar sanitasi serta higienis yang belum ketat membuat pasar menjadi tempat yang berisiko,” imbuhnya.

Atas kondisi itulah, pemerintah daerah merasa perlu menggelar rapid test atau swab test di pasar. Apalagi menurut data yang ia dapat dari Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), ada lebih dari 400 pedagang di 93 pasar yang terinfeksi corona.

“Seperti yang sudah saya sebutkan di awal, masih ada belasan ribu pasar lainnya yang tidak melaporkan kasus positif Covid-19. Bahkan di antaranya sudah disiplin menerapkan protokol kesehatan dan melakukan sosialisasi yang masif untuk memutus mata rantai penularan Covid-19,” tuturnya.

“Beberapa pasar menjadi contoh penerapan adaptasi Kebiasaan Baru dengan memprakteikan protokol kesehatan yang baik. Misalnya di Yogyakarta, diberlakukan kawasan wajib masker di pasar. Pasar Bukateja di Purbalingga Jawa Tengah, membatasi lapak antar-pedagang dengan partisi atau pembatas plastik. Para pedagang pun menggunakan masker dan pelindung wajah atau face shield,” tambahnya.

Reisa menuturkan, sistem pembukaan kios di pasar dengan bergiliran akan dilakukan di Jakarta, rencananya mulai 15 Juni 2020. Sedangkan upaya menjaga jarak di Pasar Salatiga dipraktikkan sejak beberapa minggu yang lalu. Pasar Bendo Trenggalek membatasi jarak antar-kios dengan plastik transparan dan menjual menggunakan sarung tangan plastik atau face shield atau pelindung wajah.

“Meski baru uji coba, langkah ini perlu dipuji dan diikuti. Di beberapa pasar di Jakarta petugas parkir membatasi jumlah orang dan kendaraan yang masuk agar jaga jarak tetap dipraktikkan,” tukasnya.

“Tes massal yang dilakukan di pasar apabila ada pedagang ataupun pembeli yang ditemukan positif, maka pemerintah daerah akan menutup pasar untuk sementara. Tindakan ini untuk memberikan ruang dan waktu bagi dinas kesehatan dan pemerintah daerah untuk melacak riwayat kontak dari kasus tersebut dan meningkatkan kembali kebersihan dan juga kesehatan lingkungan pasar,” pungkas Reisa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *